CONDITIONAL
SENTENCE
materi bahasa inggris - Penjelasan Lengkap dan Contoh Conditonal Sentence Tipe 1,2,3 - Salah
satu materi bahasa inggris yang paling susah adalah conditional sentence. Baik
siswa SMA maupun mahasiswa seringkali masih kesulitan dalam memahaminya. Hal ini karena conditonal sentence merupakan bentuk yang kompleks dari grammar.
Untuk dapat menguasai conditional sentence kita harus memahami bentuk-bentuk
tense terlebih dahulu. Sehingga bisa dikatakan conditional sentence merupakan
bentuk lanjutan dari grammar. Berikut adalah penjelasan secara menyeluruh
tentang conditonal sentence dari tipe 1 sampai tipe 3.
Tipe 1 : Bentuk Dasar
Conditional Sentence
Pada
tipe pertama dari conditional sentence adalah pengandaian yang dapat terjadi. Pada statement
yang menggambarkan pengandaian conditional sentence tipe ini adalah jika aktifitas
yang disebutkan pada clausa pengandaian sangat mungkin dapat terjadi.
If I write
down the ten pages essay in two days, I’ll get better score from the teacher.
If you stay up until the kick off, wake me up
Kedua kalimat tersebut adalah
bentuk Open condition, yaitu conditional
sentence atau kalimat pengandaian yang memiliki kemungkinan untuk dapat terjadi.
Conditional semacam ini diungkapkan ketika kata kerja yang diuangkapkan dapat
dipenuhi. Seperti pada kedua kalimat tersebut kata kerjanya adalah “write down”
pada kalimat pertama dan “stay up” pada kalimat kedua. Si pembicara masih
memiliki kemungkinan untuk menyelesaikan karangan essai agar gurunya memberikan
nilai yang lebih baik pada kalimat pertama. Sedangkan pada kalimat kedua, orang
yang diberikan perintah masih dapat berusaha untuk bisa bertahan agar tidak
tidur agar orang yang memberikan instruksi bisa menonton pertandingan bola.
Google Image - Conditional Sentence |
Bentuk
urutan tense pada conditional jenis ini yang paling umum adalah seperti dibawah
ini:
(If) present tense, (main) future or modal verb or imperative.
Perlu diketahui bahwa will dan
shall tidak digunakan sebagaimana dalam makna predikatif dalam klausa
conditional. Meskipun maknanya future tense.
Tipe 1. Bentuk Variasi
Selain
pola dasar dari conditional sentence di atas, kita dapat juga merubah pola
kalimat dari conditional sentence tipe 1. Dengan melihat tingkat kemungkinan
hal yang diharapkan terjadi, kita dapat menvariasikan seperti di bawah ini:
a. If should write down the 10 pages essay in two
days , I shan’t get better score from the teacher.
Penggunaan “should” pada conditional sentence tipe ini memberikan tekanan seolah-olah kondisi pengandaian belom pasti terlaksana. Atau bisa juga kita mengganti “should” dengan “by any chance” tanpa merubah maknanya. Hal ini menunjunkan bahwa peluang terjadinya hal yang diharapkan kecil kemungkinannya.
Penggunaan “should” pada conditional sentence tipe ini memberikan tekanan seolah-olah kondisi pengandaian belom pasti terlaksana. Atau bisa juga kita mengganti “should” dengan “by any chance” tanpa merubah maknanya. Hal ini menunjunkan bahwa peluang terjadinya hal yang diharapkan kecil kemungkinannya.
If by any chance I write down the 10 pages essay in two days, I
shan’t get better score from the teacher.
Penggunaan
variasi ini dapat diterapkan pada semua conditional sentence pada tipe 1. Perlu
diingat bahwa hanya “should” bukan “would”.
b. If you
will rent a car, we shall have a safe trip.
Sebagaimana will tidak dapat
digunakan pada makna predikatif, pada conditional sentence pada tipe 1, meskipun
kalimatnya merujuk ke bentuk waktu yang akan datang atau future time. Kata will
pada kalimat di atas bukan merupakan auxiliary verb yang mengindikasikan future
tense melainkan modal verb yang mengindikasikan persetujuan (agreement/willingness). Persetujuan
untuk melakukan yang direncanakan.
Kalimat di bawah ini tidak dibenarkan.
If Putri arrives at lampung this morning, Osi’ll be able to
submit her Job applicants
Kita tidak dapat mengatakan if Putri will
arrive at Lampung this morning, karena ia belum tentu sampai di
lampung meskipun ia berkeinginan. Oleh karena itu, kita harus hati-hati saat
menggunakan will dalam konteks ekspressi co-operation,
persetujuan, atau kesediaan.
Tipe 1. Bentuk Alternatif
a. Wake up at dawn, you won’t be late.
b. Wake up at dawn or (else) you’ll be
late.
Pada kalimat di atas susunan kalimat perintah setara dengan klausa if. Kita dapat menulis kembali kalimat di atas dengan menggunakan if:
Pada kalimat di atas susunan kalimat perintah setara dengan klausa if. Kita dapat menulis kembali kalimat di atas dengan menggunakan if:
a. If
you wake up at dawn, you won’t be late.
b. if you don’t wake
up at dawn, you’ll be late.
Tipe 1. Kesimpulan
Conditional Sentence
1. (if) present tense, (main)
future or imperative.
If I write down the ten pages essay in
two days, I’ll get better score from the teacher.
If you stay up until the kick off, wake me up
2. (if) should+infinitive, (main)
future or imperative
If I should write down the 10 pages essay in two
days , I shan’t get better score from the teacher.
If Mary should go home before lunch, tell her I borrow her
motorcycle until 1 pm.
3. (if) will infinitive, (main)
future or imperative.
If you will buy
cigarette, I’ll make the coffee
If he will pay the bill, give him a ride.(will=be willing)
4. Imperative, (main) and/or
+future.
Wake up at dawn,
you won’t be late.
Wake up at dawn, or
(else) you’ll be late
SUBORDINATE
|
MAIN
|
|
If
|
Present tense
|
Future
|
If
|
Should + infinitve by any chance
|
Future or imperative
|
If
|
Will + infinitive Be (Present) so kind as
|
Future or imperative
|
Imperative
|
And/or + future
|
Tipe 2. Bentuk Dasar
Conditional Sentence
a. If I wrote down
the ten pages essay in two days, I would (could, might, etc.) get better score
from the teacher.
b.
If I had luck, I
would stop smoking
c.If I bring my laptop, I could show
you my design
Pada ketiga kalimat tersebut
klausa conditional mewakili tiga makna yaitu: a. Possibility, b.
Hypothetical/ imaginary, atau c.
Contrary . Bentuk kata kerja pada klausa conditional yang menggunakan kata
kerja bentuk lampau menggambarkan sikap pembicara terhadap kondisinya. Tidak
mewakili waktu yang dalam hal ini digambarkan oleh konteks kalimat atau situasi.
Kalimat a sama dengan contoh dari
tipe 1. (If I write.... I shall get...),
namun lebih bersifat prakiraan. Pembicara dapat menyimpulkan bahwa hal tersebut
bahwa menulis essai dalam waktu dua hari sebagai hal yang tidak mungkin atau dengan kata lain berharap
dapat membuat essay. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa kondisi
yang diharapkan terjadi tidak terpenuhi. Kalimat
b lebih bersifat khayalan. Seperti mimpi di siang bolong keinginan dari si
pembicara. Kalimat c menghadirkan situasi yang tidak nyata dengan bentuk waktu
yang dimaksudkan adalah present atau ketika kalimat tersebut diucapkan. Yang
berarti, maknanya dari kalimat c, kenyataannya saya tidak membawa laptop, jadi
tidak bisa menunjukan design. Perlu diingat past tense pada kalimat tersebut
mengindikasikan hal yang tidak mungkin terjadi atau bersifat khayalan namun
terjadinya pada waktu sekarang. Ketiga kalimat di atas mempunyai urutan sebagai
berikut.
(if)
past tense, (main) conditional
Meskipun demikian, secara
kontekstual, ketiga kalimat tersebut berbeda. Ketiga kalimat tersebut mempunyai
perbedaan pada tingkat kemungkinan terjadinya. Pada kalimat pertama berupa
prakiraan atau ragu-ragu namun ada kemungkinan terjadi. Yang selanjutnya yaitu
khayalan namun tidak mungkin terjadi. Kalimat terakhir bertentangan dengan
fakta yang terjadi sekarang namun tidak nyata. Pada
contoh conditional sentence kalimat c, kita melihat bahwa ide yang diungkapkan bertentangan
dengan fakta sekarang dan diungkapkan dengan menggunakan past tense pada klausa
conditional (if I brought my laptop). Past tense juga digunakan untuk ungkapan
yang tidak nyata dengan waktu present setelah kata “wish” (if only, juga
merupakan ekspresi pengandaian oleh si pembicara, sama dengan “wish”), dan setelah ungkapan seperti “I’d rather” dan
“It is time”.
a. I wish ( that )
I were hansome ( If only I were hansome).
b. I’d rather she
told me what she feels.
c. It’s time (It’s about time, It’s high time) we sleep.
Present tense dan bentuk waktu
future tidak pernah digunakan setelah “wish”. Kita hanya dapat menggunakan past tense seperti kalimat di atas atau
menggunakan would (bukan will) untuk mengindikasikan bahwa kenyataan tidak
sejalan dengan harapan.
Tipe 2. Bentuk Variasi
a. I f I were to miss this morning math
class with Mr. Budi, I wouldn’t pass this subject
Penggunaan
“were to” pada klausa conditional
sentence di atas adalah untuk menekankan bahwa situasinya adalah pengandaian
atau perkiraan. Hal ini sama dengan penggunaan should pada klausa conditional
tipe 1. Sebagaimana pada Conditional sentence Tipe 1 kita menggunakan by any chance tanpa merubah makna:
If by any
chance I this morning math class with Mr. Budi, I wouldn’t pass this subject
Were
to digunakan untuk semua kata ganti orang, dan variasi jenis ini diterapkan
pada semua klausa conditional pada type kedua ini.
b. If
you would rent a car, we would have a safe trip.
Pada kalimat tersebut would bukan merupakan bentuk tense tapi modal verb yang maknanya persetujuan atau kerelaan untuk melakukan yang diperintahkan. Dapat berfungsi sebagai penekanan bahwa si pembicara merasa ragu untuk melakukan hal yang disuruh, seperti fungsi will pada conditional sentence tipe 1. Kalimat berikut adalah contoh yang salah.
Pada kalimat tersebut would bukan merupakan bentuk tense tapi modal verb yang maknanya persetujuan atau kerelaan untuk melakukan yang diperintahkan. Dapat berfungsi sebagai penekanan bahwa si pembicara merasa ragu untuk melakukan hal yang disuruh, seperti fungsi will pada conditional sentence tipe 1. Kalimat berikut adalah contoh yang salah.
If he got his uncle confirmation in time, he would be able to
approved my plans
Jika kita mengatakan “If he would get his
uncle confirmation in time” maka akan membentuk makna yang janggal
karena “he” atau kata ganti orang
dalam klausa tersebut tidak dapat mengusahakan
apa yang diinginkan. Oleh karena itu, kita harus lebih hati-hati saat
menggunakan would ketika akan mengatakan makna co-operation, agreement,
atau wingllingness pada bagian subjek
kalimat.
Tipe 2. Rangkuman Pola Kalimat Conditional Sentence
1. (If) past tense, (main) conditional.
If I wrote down the ten pages essay in
two days, I would (could, might, etc.) get better score from the teacher.
2. (If) were to + infinitive, (main) conditional.
I f I were to miss this morning math
class with Mr. Budi, I wouldn’t pass this subject
3. (If) would + infinitive, (main) conditional.
If you’d
buy the foods, I’d clean the room
SUBORDINATE
|
MAIN
|
|
If
|
Past tense
|
Conditional
|
If
|
Were to +
Infinitive
By any
chance
|
Conditional
|
If
|
Would +
Infinitive was/were so kind as
|
Conditional
|
Tipe 3. Bentuk Dasar
Conditional Sentence dan Variasi
a. If I had
wrote down the ten pages essay in two days, I would (could, might, etc.) have
got better score from the teacher.
Kalimat
tersebut seperti khayalan oleh si pembicara dan bertentangan dengan kenyataan
dengan setting waktunya di waktu lampau. Penggunaan past perfect tense pada
kalimat conditional sentence Tipe 3 tersebut mengindikasikan makna yang tidak
nyata di waktu lampau. Faktanya adalah “I didn’t write down the ten pages essay, so I didn’t get better score
from the teacher.” Sama
halnya dengan past tense untuk menggambarkan kejadian yang tidak nyata untuk
waktu sekarang seperti pada type 2c dan penggunaan tense setelah kata wish
mengikuti pola yang sama: past perfect untuk hal yang diharapkan terjadi di
waktu lampau.
I
wish you had told me before (but you didn’t)
Inversion
Inversion
adalah menempatkan subjek dan kata kerja secara terbalik. Hal ini dapat
digunakan ketika kita tidak menggunakan If pada klausa konditional seperti pada
beberapa kalimat berikut:
1. Should Yoga borrow my laptop, take it in the desk
2. Were Shinta to go to Jogja this week, her mother would be missing
her
3. Had I known you like football, I would have turned on TV